Hunian Apartemen di Bogor Mulai Berkembang

Meski daerah yang paling akan berkembang masih Tangerang dan Bekasi, perkembangan apartemen di Bogor diproyeksikan akan tumbuh cukup tinggi hingga 2020.

Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan kehadiran hunian vertikal di Bogor masih relatif baru, yaitu sejak 2015, tetapi diproyeksikan akan tumbuh cepat pada 2020.

“Secara volume masih lebih rendah dibandingkan dengan apartemen di Tangerang dan Bekasi, tetapi secara pertumbuhan pasokan hingga 2020 akan cukup tinggi,” papar Ferry belum lama ini.

Dia memaparkan harga apartemen di Bogor merupakan yang paling rendah dibandingkan dengan Bodetabek, yaitu rata-rata Rp15 juta per m2. Namun, ada pula sejumlah proyek yang harganya di atas Rp20 juta per m2.

Sementara, penduduk dengan pendapatan di atas Rp15 juta di Bogor masih terbatas. Padahal, kategori profil pembeli yang sesuai dengan produk seharga Rp400 juta per unit dengan cicilan minimal Rp3 juta per bulan yang paling sesuai adalah konsumen yang berpenghasilan Rp15 juta ke atas.

Jadi, katanya, jika hanya mengandalkan pasar dari kota Bogor, jumlahnya tidak terlalu besar. Selama ini, lanjut dia, pembeli properti di Bogor memang lebih banyak pendatang dari kota lain, terutama dari Jakarta.

Ferry menilai infrastruktur di Bogor lumayan berkembang. Namun, masih ketinggalan dari Bekasi dan Tangerang. Kereta ringan (LRT) yang sedang dibangun pun hanya sampai ke Cibubur yang menghubungkan Jakarta ke area Selatan.

Dia menilai secara umum, sebelum 2015, capital gain yang didapatkan dari investasi properti adalah 15%. Setelah 2015, capital gain hanya mencapai 6%. Selain itu yield juga menurun, hanya 5% hingga 6 %.

Jadi secara keseluruhan investasi apartemen memang tidak terlalu menarik jika dibandingkan dengan berinvestasi di sektor keuangan.

Baca juga  Harga Properti Sedang Turun, Peluang Beli Rumah

Oleh karena proyeksi pembangunan apartemen cukup banyak dan kompetisi apartemen akan cukup tinggi hingga 2020, hal tersebut menunjukkan indikasi masih ada potensi besar di Bogor.

“Salah satunya apartemen di Ciawi yang masih dalam tahap pembangunan sudah terjual 70%, apartemen di Sentul sudah ada yang harganya Rp20 juta/m2, juga sudah terjual 70%. Jadi, peluangnya tetap ada, cuma pengembang harus bisa memposisikan produk dengan tepat,” jelas dia.

Sumber: Bisnis.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *